Wahai anakku Absalom,' Bean berkata dengan lembut, untuk pertama kalinya mengetahui jenis kesedihan yang bisa membuat kata-kata seperti itu keluar dari mulut seseorang. 'Anakku, anakku Absalom. Ya Tuhan, aku rela mati untukmu, hai Absalom, anakku. Anak-anakku!
(O my son Absalom,' Bean said softly, knowing for the first time the kind of anguish that could tear such words from a man's mouth. 'my son, my son Absalom. Would God I could die for thee, O Absalom, my son. My sons!)
Dalam "Ender's Shadow" oleh Orson Scott Card, momen yang kuat diabadikan dengan permohonan seorang ayah yang berduka atas putranya, Absalom. Karakter Bean mengungkapkan kesedihan dan kesedihan yang mendalam atas kehilangannya, menggambarkan rasa sakit yang mendalam yang menyertai kematian orang yang dicintai. Seruan keputusasaan ini menyoroti hubungan antara orang tua dan anak, menekankan upaya yang dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak mereka. Kata-kata tersebut tidak hanya mencerminkan kesedihan pribadi tetapi juga tema universal tentang kasih dan pengorbanan orang tua. Ratapan Bean menggemakan perasaan banyak orang yang pernah mengalami sakit hati serupa, selaras dengan gagasan bahwa tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih sayang orang tua kepada anaknya. Momen ini menggarisbawahi pergulatan emosional mendalam yang dihadapi para karakter dan menambah kedalaman eksplorasi cerita tentang hubungan.
Dalam "Ender's Shadow" oleh Orson Scott Card, momen yang kuat diabadikan dengan permohonan seorang ayah yang berduka atas putranya, Absalom. Karakter Bean mengungkapkan kesedihan dan kesedihan yang mendalam atas kehilangannya, menggambarkan rasa sakit yang mendalam yang menyertai kematian orang yang dicintai. Seruan keputusasaan ini menyoroti hubungan antara orang tua dan anak, menekankan upaya yang dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anaknya.
Kata-kata tersebut tidak hanya mencerminkan kesedihan pribadi tetapi juga tema universal tentang kasih dan pengorbanan orang tua. Ratapan Bean menggemakan perasaan banyak orang yang pernah mengalami sakit hati serupa, selaras dengan gagasan bahwa tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih sayang orang tua kepada anaknya. Momen ini menggarisbawahi pergulatan emosional mendalam yang dihadapi para karakter dan menambah kedalaman eksplorasi cerita tentang hubungan.