Dalam "The Time Keeper" oleh Mitch Albom, tema kehadiran ilahi dan bimbingan ditekankan melalui konsep bahwa hanya Tuhan yang memiliki wewenang untuk menentukan narasi kehidupan seseorang. Sang protagonis, Dor, merasa ditinggalkan dan terisolasi, percaya bahwa dia sendirian dalam perjuangannya. Refleksi ini menyoroti kecenderungan manusia untuk merasa ditinggalkan selama masa -masa sulit.
Karakter yang lebih tua memberikan perspektif penting dengan meyakinkan DOR bahwa dia tidak pernah benar -benar sendirian. Pertukaran ini melambangkan gagasan bahwa bahkan di saat -saat paling gelap, ada sistem dukungan spiritual yang lebih besar yang dimainkan. Pesan tersebut menggarisbawahi pentingnya iman dan keyakinan bahwa Tuhan terus terlibat dalam kehidupan kita, mengarahkan cerita kita bahkan ketika kita merasa terputus.