Psikologi, pikirnya; Itulah yang mereka sebut hari ini, tetapi dalam pandangannya itu adalah sesuatu yang jauh lebih tua dari itu. Itu adalah pengetahuan wanita, itulah yang terjadi; Pengetahuan tentang bagaimana pria berperilaku dan bagaimana mereka dapat dibujuk untuk melakukan sesuatu jika seseorang mendekati masalah dengan cara yang benar.
(Psychology, she thought; that is what they called it these days, but in her view it was something much older than that. It was woman's knowledge, that was what it was; knowledge of how men behaved and how they could be persuaded to do something if one approached the matter in the right way.)
Dalam refleksinya tentang psikologi, protagonis menyarankan bahwa itu mencakup wawasan yang telah ada jauh sebelum istilah itu mulai digunakan secara populer. Dia menganggap pemahaman ini sebagai aspek intrinsik dari kewanitaan, menekankan kebijaksanaan yang telah dikembangkan wanita mengenai perilaku pria.
Pengetahuan ini, menurutnya, melibatkan seni persuasi, di mana perempuan dapat secara efektif mempengaruhi pria dengan mendekati situasi dengan penuh pertimbangan. Perspektif ini menyoroti kedalaman pengalaman yang dimiliki wanita dalam menavigasi hubungan dan dinamika sosial yang sedang dimainkan.