Dia melanjutkan dengan mengatakan sesuatu yang lain, tetapi Jamie menemukan perhatiannya melayang. Dia merasa mengantuk, karena itu hangat, dan dia bisa berbaring di sana untuk selamanya, pikirnya, mendengarkan suara suara Isabel, dengan cara seseorang mendengarkan percakapan burung, atau suara air terjun yang turun ke sisi sisi dari gunung Skotlandia; Suara di mana kita tidak bisa menghasilkan makna, tetapi yang kita cintai dengan sepenuh hati, dan mencintai apa pun dengan segenap hatimu selalu membawa pengertian, pada waktunya.
(She went on to say something else, but Jamie found his attention drifting. He was feeling sleepy, for it was warm, and he could lie there for ever, he thought, listening to the sound of Isabel's voice, in the way one listens to the conversations of birds, or the sound of a waterfall descending the side of a Scottish mountain; sounds for which we cannot come up with a meaning, but which we love dearly with all our heart, and loving anything with all your heart always brings understanding, in time.)
Jamie menjadi semakin mengantuk ketika dia mendengarkan Isabel berbicara. Kehangatan sekitarnya membuatnya merasa nyaman, hampir seolah -olah dia bisa tinggal di saat itu selamanya. Dia mendapati dirinya tertarik pada melodi suaranya, mengingatkan pada suara alam yang menenangkan seperti burung berkicau atau air terjun, yang membangkitkan perasaan bahkan tanpa makna yang jelas di belakang mereka.
Pengalaman mendengarkan ini membawa Jamie rasa koneksi dan ketenangan. Dia menyadari bahwa cinta dan pemahaman sering tumbuh dari saat -saat sederhana dan tulus, menunjukkan bahwa bahkan dalam keheningan, koneksi yang bermakna dapat terbentuk dari waktu ke waktu, yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang hal -hal yang kita hargai.