-Aku memiliki akal sehat dan karakter yang sangat buruk, Kapten. Bidikan berikutnya adalah untuk Anda dan saya yakinkan Anda bahwa saya dapat menembak Anda sebelum mereka membunuh saya, jadi kami lebih menghormati satu sama lain, karena jika kami mati, saya tidak akan membutuhkan Anda. Bagi siapa pun, tetapi tentu saja bangsa akan merasakan kerugiannya, bukan? Benar-benar
(-I have very good sense and a very bad character, captain. The next shot is for you and I assure you that I can shoot you before they kill me, so we better respect each other, because if we die, I will not need you. to no one, but surely the nation would feel his loss very much, wouldn't it? Really)
Dalam "Like Water for Chocolate," karakter tersebut mengekspresikan kesadaran yang tajam akan moralitas mereka sendiri sambil mengakui sisi yang lebih gelap dari karakter mereka. Mereka menyatakan bahwa rasa pemeliharaan diri mereka membuat mereka menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan, memperingatkan Kapten bahwa rasa saling menghormati sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Ketegangan menggarisbawahi momen kritis di mana taruhannya tinggi, menggambarkan kerapuhan kehidupan dan hubungan.
Pernyataan tersebut menekankan keseimbangan pedih antara kekuasaan dan kerentanan. Karakter menunjukkan bahwa, sementara kematian mereka tidak akan berdampak signifikan pada mereka secara pribadi, itu akan meninggalkan kekosongan yang signifikan bagi bangsa, mengisyaratkan implikasi yang lebih besar dari pilihan mereka. Ini menyoroti keterkaitan nasib pribadi dan sosial dalam narasi.