Monster Kue mewujudkan kekacauan dan antusiasme, didorong oleh keinginan yang tak terpuaskan terhadap kue. Pengejarannya yang liar ditandai dengan energi yang hingar bingar saat ia mengonsumsi kue tanpa henti. Perilaku ini menimbulkan pertanyaan tentang kesadarannya; apakah dia percaya bahwa suatu hari nanti dia akan puas jika dia berhasil memakan semua kuenya, atau apakah dia sadar bahwa sensasinya terletak pada pengejaran yang tiada akhir untuk mendapatkan kue-kue tersebut?
Karakternya berfungsi sebagai cerminan sifat keinginan dan kepuasan. Mungkin dia paham bahwa perjalanan mencari kue lebih penting daripada kue itu sendiri. Hal ini menyoroti perspektif filosofis tentang kebahagiaan, yang menunjukkan bahwa perjuangan terus-menerus mungkin memiliki nilai lebih dibandingkan pencapaian tujuan tertentu.