Menggunakan bahasa yang kuat, pikirnya, adalah tanda amarah yang buruk dan kurangnya kepedulian terhadap orang lain. Orang -orang seperti itu tidak pintar atau berani hanya karena mereka menggunakan bahasa seperti itu; Setiap kali mereka membuka mulut mereka, mereka menyatakan bahwa saya adalah orang yang miskin dalam kata -kata.


(To use strong language, she thought, was a sign of bad temper and lack of concern for others. Such people were not clever or bold simply because they used such language; each time they opened their mouths they proclaimed I am a person who is poor in words.)

(0 Ulasan)

Penulis merenungkan implikasi menggunakan bahasa yang kuat, menunjukkan bahwa itu mencerminkan buruk pada karakter seseorang. Bahasa yang kuat dipandang sebagai indikasi temperamen yang buruk dan mengabaikan perasaan orang lain. Alih -alih menunjukkan kecerdasan atau keberanian, mereka yang menggunakan kata -kata seperti itu secara tidak sengaja menandakan kekurangan mereka sendiri dalam komunikasi.

Perspektif ini menyiratkan bahwa kefasihan dan perhatian adalah sifat yang jauh lebih mengagumkan. Sering penggunaan bahasa yang keras mengungkapkan kurangnya kosakata dan kontrol emosional, menyoroti bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada kata -kata yang menyinggung tetapi dalam kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan rahmat dan pengertian.

Page views
4
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.