Kita semua dilahirkan dengan sekotak korek api di dalam diri kita, kita tidak bisa menyalakannya sendiri, yang kita butuhkan, seperti dalam percobaan, oksigen dan bantuan lilin. Hanya dalam hal ini oksigen harus datang, misalnya, dari nafas orang yang dicintai; Lilin dapat berupa semua jenis makanan, musik, belaian, kata atau suara yang memicu detonator dan dengan demikian menyalakan salah satu korek api.
(We are all born with a box of matches inside us, we cannot light them alone, we need, as in the experiment, oxygen and the help of a candle. Only in this case the oxygen has to come, for example, from the breath of the loved one; The candle can be any type of food, music, caress, word or sound that triggers the detonator and thus lights one of the matches.)
Kutipan mencerminkan gagasan bahwa individu memiliki potensi atau bakat bawaan, yang dilambangkan oleh pertandingan. Namun, untuk menyalakan dan memanfaatkan potensi ini, seseorang membutuhkan dukungan dan inspirasi eksternal. Dukungan ini dapat disamakan dengan oksigen, yang menandakan pengasuhan dan cinta yang kami terima dari orang lain, terutama dari yang kami hargai. Ini menyoroti pentingnya koneksi interpersonal dalam membangkitkan api batin kita.
Selain itu, lilin metaforis mewakili berbagai sumber motivasi dan kegembiraan, seperti seni, kasih sayang, atau kata -kata yang menggembirakan. Elemen -elemen ini bertindak sebagai katalis yang merangsang gairah kita dan membantu kita mewujudkan kemampuan kita. Idenya menekankan bahwa sementara kita memiliki kualitas intrinsik, membangkitkan mereka sering bergantung pada kehadiran orang lain dan pengaruh positif dalam kehidupan kita.