"Tugasmu adalah berjalan," jawab nenek. Badan yang diam membatasi dirinya sendiri, tubuh yang bergerak mengembang, menjadi bagian dari keseluruhan, tetapi Anda harus tahu cara berjalan ringan, tanpa beban berat. Berjalan memenuhi kita dengan energi dan mengubah kita untuk dapat melihat rahasia hal -hal. Berjalan mengubah kita menjadi kupu -kupu yang bangkit dan benar -benar melihat apa itu dunia. Apa itu hidup. Apa tubuh kita. Itu adalah keabadian kesadaran. Ini adalah pemahaman tentang semua hal. Itu Tuhan di dalam diri kita, tetapi jika Anda mau, Anda bisa duduk di sana dan berbalik ke batu.


("Your task is to walk," answered the grandmother. A still body limits itself, a moving body expands, becomes part of the whole, but you have to know how to walk lightly, without heavy loads. Walking fills us with energy and transforms us to be able to look at the secret of things. Walking turns us into butterflies that rise and truly see what the world is. What life is. What our body is. It is the eternity of consciousness. It is the understanding of all things. That's god in us, but if you want, you can sit there and turn to stone.)

(0 Ulasan)

Kata -kata nenek menyoroti pentingnya gerakan dalam hidup. Dia menyarankan agar berjalan tidak hanya memperluas keberadaan fisik kita tetapi juga meningkatkan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita. Dengan berjalan ringan dan tanpa beban, kita membuka diri untuk pengalaman dan perspektif baru yang dapat memperkaya pemahaman kita tentang keberadaan. Transformasi ini memungkinkan kita untuk memahami esensi kehidupan, tubuh kita, dan kesadaran kita secara lebih lengkap.

Berjalan digambarkan sebagai metafora untuk pertumbuhan pribadi dan kebangkitan spiritual. Ini melambangkan perjalanan menuju pencerahan dan kesadaran, di mana kita dapat melihat kebenaran kehidupan yang lebih dalam. Perbandingan dengan kupu -kupu menunjukkan metamorfosis, mendorong individu untuk memilih gerakan daripada stagnasi. Tindakan berjalan mewakili pilihan sadar untuk merangkul kemungkinan hidup, mencerminkan aspek ilahi di dalam diri kita. Sebaliknya, memilih untuk tetap statis menyebabkan hilangnya vitalitas dan wawasan.

Page views
6
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.