Dalam perikop ini dari "The Lemon Orchard" oleh Luanne Rice, pertukaran yang sangat emosional terjadi antara dua karakter yang mendiskusikan nasib imigran. Salah satu karakter mengungkapkan frustrasi tentang ketidakpedulian yang ditunjukkan terhadap mereka yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melintasi perbatasan, menyoroti ketidakmanusiawian hambatan yang ditempatkan di jalan mereka. Karakter lain, sementara mengakui bahaya, tampaknya mengeras situasi, menunjukkan bahwa ilegalitas membenarkan konsekuensi yang keras. Ini mendorong daya tarik yang kuat untuk empati dan kemanusiaan.
Dialog mengungkapkan ketegangan antara tanggung jawab moral dan sudut pandang yang kaku mengenai imigrasi. Karakter wanita mendesak temannya untuk mengingat pengalaman mereka sendiri dalam mencari kehidupan yang lebih baik, menekankan bahwa orang -orang di perbatasan hanya berusaha untuk memperbaiki keadaan mereka. Dia dengan berani menegaskan bahwa gagal mengenali kemanusiaan mereka berkontribusi pada krisis kemanusiaan yang lebih luas, menunjukkan bahwa korban emosional dari ketidakpedulian semacam itu menyebabkan malam tanpa tidur bagi mereka yang sadar akan penderitaan. Percakapan ini dengan pedih menangkap perjuangan antara belas kasih dan kebijakan.