Pada saat kekacauan emosional, karakter mempertanyakan kemarahan orang lain, mengungkapkan kebingungan dan sedikit hati tentang situasi tersebut. Tanggapan itu mengungkapkan frustrasi dan kesedihan yang mendalam, ketika wanita itu menghadapi gagasan tentang Tuhan yang disajikan oleh orang lain. Dia mengakui ketidakpercayaannya pada Tuhan tetapi menekankan bahwa konsepsinya tentang Tuhan adalah salah satu dari kebaikan, keadilan, dan belas kasihan, sangat kontras dengan interpretasi keras yang dia lihat dalam perspektif orang lain.
Pertukaran ini menyoroti perjuangan dengan iman dan sifat keilahian, menggambarkan bagaimana pengalaman pribadi membentuk keyakinan seseorang. Air mata wanita itu menandakan lebih dari sekadar ketidaksepakatan; Mereka mencerminkan kerinduan untuk kerangka kerja moral di dunia yang kacau. Melalui dialog ini, Heller menggali tema -tema kepercayaan, moralitas, dan pencarian makna yang sering menyakitkan.