Dalam "The Magic Strings of Frankie Presto" karya Mitch Albom, konsep waktu dieksplorasi melalui lensa musik. Sebagaimana setiap nada yang dimainkan bersifat permanen, demikian pula pengalaman dan tindakan kita dalam hidup. Kutipan tersebut menekankan bahwa, ketika waktu telah berlalu, ia tidak dapat dibalik atau diubah, seperti halnya seorang musisi tidak dapat menghapus nada-nada yang telah mereka mainkan. Hal ini menyoroti pentingnya membuat pilihan yang bermakna dan menghargai momen yang kita miliki, karena momen tersebut membentuk permadani keberadaan kita.
Narasinya berkisar pada kehidupan Frankie Presto, karakter yang perjalanannya terkait dengan bakat musiknya dan dampak besar dari pilihannya. Gagasan bahwa seseorang tidak dapat "membatalkan" nada-nadanya berfungsi sebagai metafora atas keniscayaan peristiwa-peristiwa dalam hidup dan pentingnya hidup dengan niat. Setiap momen yang kita jalani berkontribusi pada simfoni pribadi kita, pengingat untuk menerima pengalaman dan perjalanan waktu tanpa penyesalan.