Dalam buku "Kelima Orang yang Anda Temui di Surga" oleh Mitch Albom, sang protagonis merenungkan monoton dan prediktabilitas kehidupan. Dia merasa terjebak dalam rutinitas yang membuat hari berbaur bersama, kehilangan jejak waktu dan tujuan. Perasaan menjadi 'pengendaraan' ini menandakan kehidupan yang dijalani untuk orang lain tetapi tanpa kepuasan atau kegembiraan pribadi. Ketergantungan orang lain padanya adalah pedang bermata dua, karena membuatnya tetap terbiasa dalam hal yang akrab tetapi juga menghambat pertumbuhan dan petualangannya sendiri.
Kutipan merangkum perjuangan antara rutin dan keinginan untuk berubah. Ini menyoroti bagaimana kepuasan diri dapat mengarah pada rasa tanpa tujuan, di mana identitas seseorang terikat pada peran yang menghibur namun tidak terpenuhi. Perjalanan protagonis di seluruh cerita mengundang pembaca untuk merenungkan pentingnya koneksi manusia, penemuan diri, dan dampak yang dimiliki seseorang terhadap kehidupan orang lain. Pada akhirnya, ini berfungsi sebagai pengingat untuk mencari pengalaman yang bermakna daripada tetap terbatas pada keselamatan monoton.