Kamu bilang kamu seharusnya mati, bukan aku. Tapi selama aku berada di bumi, orang-oranglah yang mati, bukan aku juga. Itu terjadi setiap hari. Saat petir menyambar satu menit setelah Anda pergi, atau pesawat terbang yang mungkin Anda tumpangi mengalami kecelakaan. Ketika rekan kerja Anda jatuh sakit dan Anda tidak. Kami pikir hal-hal seperti itu acak. Tapi ada keseimbangan untuk itu semua. Yang satu layu, yang lain tumbuh. Kelahiran dan kematian merupakan satu kesatuan.
(You say you should have died instead of me. But during my time on earth, people died instead of me, too. It happens every day. When lightning strikes a minute after you are gone, or an airplane crashes that you might have been on. When your colleague falls ill and you do not. We think such things are random. But there is a balance to it all. One withers, another grows. Birth and death are part of a whole.)
Kutipan mencerminkan kompleksitas hidup dan mati, menyoroti berapa banyak kehidupan yang berpotongan dengan cara yang tidak terduga. Ini menunjukkan bahwa sementara kita mungkin merasa bersalah atau sedih atas kelangsungan hidup kita sendiri, penting untuk mengenali sifat acak keberadaan di mana kehilangan dan kelanjutan hidup berdampingan. Setiap momen dapat menyebabkan hasil yang tidak terduga, menekankan bahwa hidup saling berhubungan.
Perspektif tentang kematian ini menunjukkan bahwa kematian dan kehidupan bukanlah peristiwa yang terisolasi tetapi bagian dari keseimbangan yang lebih besar. Ini mengundang pembaca untuk mempertimbangkan bahwa setiap kematian memungkinkan untuk kehidupan baru, memperkuat gagasan bahwa pengalaman individu kita adalah bagian dari perjalanan manusia kolektif. Pengakuan siklus ini mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang koneksi kita dengan orang lain dan keacakan nasib yang melekat.