Tetapi pada saat itu, kami belum menyadari bahwa kami melihat impian kami.
(But at that time, we have not yet aware that we were seeing our dreams.)
Dalam memoarnya, Azar Nafisi merefleksikan saat -saat ketika individu mengejar gairah dan aspirasi mereka tanpa sepenuhnya menyadari signifikansinya. Kutipan ini menekankan pengalaman manusia yang umum: kita sering menemukan diri kita tenggelam dalam mimpi kita tanpa mengakui dampak potensial mereka pada kehidupan kita pada saat itu. Mimpi -mimpi ini dapat membentuk identitas dan perspektif kita, dipengaruhi oleh literatur dan pengalaman pribadi.
Wawasan Nafisi menunjukkan bahwa mimpi terkadang tampak tidak mencolok sampai kita melihat ke belakang dan melihat bagaimana mereka membimbing jalan kita. Perjalanan mengeksplorasi literatur dalam masyarakat yang represif menjadi metafora untuk penemuan impian dan keinginan seseorang sendiri, yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang aspirasi pribadi dan kolektif.