Sebuah fenomena yang memunculkan wawasan kritis pertama saya tentang tipu daya yang halus: hukum yang berlaku mengancam orang dengan masalah, semua untuk menjaga satu dari masalah. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa masalah tidak dapat dihindari dan tugas, cara terbaik untuk membuatnya, cara terbaik untuk berada di dalamnya.


(a phenomenon that gave rise to my first critical insight into the subtle ruse of power: the prevailing law threatened one with trouble, all to keep one out of trouble. Hence, I concluded that trouble is inevitable and the task, how best to make it, what best way to be in it.)

πŸ“– Judith Butler

🌍 Amerika  |  πŸ‘¨β€πŸ’Ό Filsuf

(0 Ulasan)

Dalam "Gender Trouble," Judith Butler membahas hubungan yang kompleks antara kekuasaan dan konsep masalah. Dia menyoroti bagaimana norma dan hukum sosial menciptakan rasa bahaya, menunjukkan bahwa undang -undang yang dirancang untuk melindungi individu yang benar -benar berfungsi untuk menegakkan kepatuhan dan kontrol. Paradoks ini menunjukkan bahwa tak terhindarkan, masalah akan muncul, baik melalui harapan masyarakat atau ekspresi pribadi.

Butler menekankan pentingnya memahami dinamika ini, dengan alasan bahwa tantangan sebenarnya terletak pada menavigasi dan merangkul masalah daripada menghindarinya. Dengan membingkai ulang pendekatan kita terhadap konflik dan tantangan yang disajikan oleh gender dan identitas, kita dapat mulai mengeksplorasi bagaimana terlibat dengan struktur kekuatan yang membentuk kehidupan kita dengan cara yang lebih bermakna dan subversif.

Page views
69
Pembaruan
Januari 28, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.