Ketika dia berbicara, Isabel mendapati dirinya memikirkan kekuatan kata -kata. Satu kata, frasa, satu atau dua kalimat dapat memiliki kekuatan luar biasa; bisa mengakhiri dunia, menghancurkan hati atau, seperti dalam kasus ini, mengirimkan orang lain ke Moral Purdah.
(As she spoke, Isabel found herself thinking of the power of words. A single word, a phrase, a sentence or two could have such extraordinary power; could end a world, break a heart or, as in this case, consign another to moral purdah.)
Dalam refleksinya, Isabel menyadari pengaruh luar biasa yang dapat digunakan kata -kata. Dia menyadari bahwa hanya beberapa kata yang dipilih dengan cermat dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan, seperti mengubah kehidupan atau menyebabkan rasa sakit emosional. Potensi bahasa dapat mendorong individu ke isolasi atau mengubah jalannya moralitas mereka.
Melalui perenungannya, Isabel menjadi semakin sadar bagaimana komunikasi membentuk pengalaman manusia. Apakah itu komentar singkat atau pernyataan yang mendalam, implikasi dari kata -kata kami dapat beresonansi secara mendalam, menyoroti berat yang mereka bawa dalam membentuk hubungan dan norma sosial.