Namun bagaimana jika seseorang dari agama lain tidak mau mengenali agama Anda? Atau ingin Anda mati karenanya? Itu bukanlah iman. Itu adalah kebencian. Dia menghela nafas. Dan jika Anda bertanya kepada saya, Tuhan duduk di sana dan menangis ketika hal itu terjadi.


(But what if someone from another faith won't recognize yours? Or wants you dead for it?That is not faith. That is hate. He sighed. And if you ask me, God sits up there and cries when that happens.)

(0 Ulasan)

Dalam “Have a Little Faith: a True Story” karya Mitch Albom, penulis bergulat dengan interaksi kompleks antara iman dan intoleransi. Ia menyoroti kenyataan yang meresahkan di mana orang-orang dari agama yang berbeda mungkin menolak untuk mengakui keyakinan masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi yang parah, termasuk kekerasan. Bentrokan ini digambarkan sebagai distorsi iman yang sejati, yang seharusnya menumbuhkan cinta dan pengertian, bukan kebencian dan perpecahan. Albom mengungkapkan kesedihan mendalam atas bagaimana intoleransi tersebut mempengaruhi perspektif ilahi. Ia berpendapat bahwa ketika seseorang bertindak atas dasar kebencian dan bukan karena cinta, hal itu membawa kesedihan bagi Tuhan. Refleksi yang menyentuh ini mendorong pembaca untuk mengevaluasi kembali pendekatan mereka terhadap iman dan untuk mengenali nilai yang melekat pada kasih sayang dan rasa hormat dalam berbagai keyakinan.

Dalam "Have a Little Faith: a True Story" karya Mitch Albom, penulis bergulat dengan interaksi kompleks antara iman dan intoleransi. Ia menyoroti kenyataan yang meresahkan di mana orang-orang dari agama yang berbeda mungkin menolak untuk mengakui keyakinan masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi yang parah, termasuk kekerasan. Bentrokan ini digambarkan sebagai distorsi keimanan sejati, yang seharusnya memupuk cinta dan pengertian, bukan kebencian dan perpecahan.

Albom mengungkapkan kesedihan mendalam atas bagaimana intoleransi tersebut mempengaruhi perspektif ilahi. Ia berpendapat bahwa ketika seseorang bertindak atas dasar kebencian dan bukan karena cinta, hal itu membawa kesedihan bagi Tuhan. Refleksi yang menyentuh ini mendorong pembaca untuk mengevaluasi kembali pendekatan mereka terhadap keyakinan dan mengakui nilai yang melekat pada kasih sayang dan rasa hormat di berbagai keyakinan.

Page views
34
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.