Kematian lebih penyayang daripada harapan itu sendiri! Tidak ada yang mengejutkan dalam hal ini, karena kematian ditunjuk secara ilahi, sementara harapan adalah ciptaan kebodohan manusia. Keduanya berakhir dengan frustrasi. Apakah saya ditakdirkan untuk menjalani kehidupan dengan frustrasi yang tak ada habisnya?-{awal dan akhir}


(Death is more merciful than hope itself! There is nothing surprising in this, for death is divinely appointed, while hope is the creation of human folly. Both end in frustration. Am I destined to lead a life of endless frustration?-{The Beginning and the End})

📖 Naguib Mahfouz


🎂 December 11, 1911  –  ⚰️ August 30, 2006
(0 Ulasan)

Kutipan mencerminkan pandangan filosofis yang mendalam yang menyamakan kematian dengan semacam belas kasihan, menunjukkan bahwa itu bisa menjadi rilis dari cobaan hidup. Sebaliknya, harapan digambarkan sebagai konstruksi imajinasi manusia yang dapat menyebabkan kekecewaan dan rasa sakit. Gagasan itu menyiratkan bahwa sementara kematian tidak dapat dihindari dan ditahbiskan, harapan dapat dilihat sebagai ilusi yang pada akhirnya menawarkan sedikit penghiburan, karena kedua kondisi dapat menyebabkan frustrasi.

Pembicara bergulat dengan gagasan terjebak dalam siklus ketidakpuasan yang persisten, mempertanyakan apakah hidup akan menjadi perjuangan yang berkelanjutan. Sentimen ini menangkap esensi kerentanan manusia dan dilema eksistensial yang dihadapi dalam pencarian makna, sebagaimana diartikulasikan oleh Naguib Mahfouz di "Awal dan Akhir." Ini mengundang pembaca untuk merefleksikan batas harapan dan kenyataan keberadaan yang keras.

Page views
14
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.