Rasa frustrasi terbesar saya terhadap Heisman adalah ia menjadi MVP juara nasional, atau tim yang akan mengikuti pertandingan Kejuaraan Nasional. Itulah yang berubah menjadi. Jika Anda tidak terkalahkan, Anda tersingkir.
(My biggest frustration with the Heisman is it's become the MVP of the national champion, or a team going to the National Championship game. That's what it's turned into. If you're not undefeated, you're out of the running.)
Kutipan ini menyoroti perubahan dalam kriteria Piala Heisman, menekankan bahwa hanya pemain dari tim yang tidak terkalahkan atau terikat kejuaraan yang dianggap sebagai pesaing yang layak. Fokus seperti itu mungkin mengabaikan keunggulan dan bakat individu, sehingga berpotensi mengurangi tujuan awal penghargaan untuk mengakui pemain terbaik di sepak bola perguruan tinggi terlepas dari kinerja tim. Hal ini mendorong refleksi mengenai apakah penghargaan harus beradaptasi dengan narasi yang ada saat ini atau tetap sesuai dengan akarnya. Rasa frustrasi yang diungkapkan menggarisbawahi pentingnya menghargai pencapaian individu dibandingkan kesuksesan tim saja.