Pernah melihat stiker bumper yang dia mati dengan mainan terbanyak menang? Jutaan orang bertindak seolah -olah itu benar. Pepatah yang lebih akurat adalah dia yang mati dengan mainan terbanyak masih mati--dan tidak pernah membawa mainannya. Ketika kita mati setelah mencurahkan hidup kita untuk memperoleh sesuatu, kita tidak menang-kita kalah. Kami bergerak ke Eternity, tetapi mainan kami tetap di belakang, mengisi tempat sampah. Stiker bemper tidak mungkin lebih salah.
(Ever seen that bumper sticker He who dies with the most toys wins? Millions of people act as if it were true. The more accurate saying is He who dies with the most toys still dies-and never takes his toys with him. When we die after devoting our lives to acquiring things, we don't win-we lose. We move into eternity, but our toys stay behind, filling junkyards. The bumper sticker couldn't be more wrong.)
Ungkapan "Dia yang mati dengan mainan paling banyak menang" mencerminkan keyakinan yang salah arah bahwa akumulasi material sama dengan kesuksesan. Banyak orang tampaknya merangkul gagasan ini, mendedikasikan hidup mereka untuk memperoleh harta yang pada akhirnya tidak memiliki nilai abadi. Sebaliknya, kenyataannya adalah bahwa setiap orang menghadapi kematian, terlepas dari kekayaan materi mereka, dan tidak dapat membawa barang -barang mereka bersama mereka ke dalam akhirat.
Pesan sebenarnya adalah bahwa hanya berfokus pada keuntungan materi menyebabkan kerugian daripada kemenangan. Saat kita bertransisi ke kekekalan, barang -barang yang kita hargai akan tetap di belakang, sering dibuang dan dilupakan. Karya Alcorn menekankan pentingnya menemukan sukacita dalam memberi dan menilai pengalaman dan hubungan atas harta, menunjukkan pendekatan yang lebih bermakna terhadap kehidupan yang melampaui kepuasan sementara dari mengumpulkan "mainan".