Pertama, anehnya, burung hantu telah mati. Pada saat itu tampak hampir lucu, burung -burung putih yang gemuk dan halus yang berbaring di sana -sini, di yard dan di jalanan; Keluar tidak lebih awal dari Twilight seperti yang mereka miliki saat hidup burung hantu lolos dari pemberitahuan.
(First, strangely, the owls had died. At the time it had seemed almost funny, the fat, fluffy white birds lying here and there, in yards and on streets; coming out no earlier than twilight as they had while alive the owls escaped notice.)
Kejadian aneh burung hantu yang sekarat pada awalnya ditemui dengan rasa ironi. Kehadiran mereka di lingkungan, biasanya tidak diperhatikan, menjadi jelas hanya setelah mereka binasa. Situasi aneh ini menyoroti seberapa sering elemen biasa dalam hidup dapat diabaikan, terutama ketika mereka dikaitkan dengan waktu tertentu, seperti senja untuk burung hantu.
Dalam cerita, kontras antara penampilan putih burung hantu yang halus dan kematian mereka yang tiba -tiba menambah lapisan humor gelap. Ini berfungsi sebagai pengingat sifat kehidupan yang rapuh dan cara makhluk dapat tergelincir di bawah radar kesadaran manusia, hanya untuk menjadi sangat terlihat dalam kematian. Pengamatan ini beresonansi dengan tema yang lebih luas seputar keberadaan dan persepsi yang ada dalam karya Philip K. Dick.