Dia telah menunjukkan kelemahannya sendiri: ketidakmampuan untuk membaca novel dengan persyaratannya sendiri. Yang dia tahu hanyalah penilaian
(He has demonstrated his own weakness: an inability to read a novel on its own terms. All he knows is judgment)
"Reading Lolita in Teheran" karya Azar Nafisi menyoroti perjuangan terlibat dengan literatur dalam lingkungan yang membatasi. Kutipan menunjukkan bahwa beberapa orang gagal menghargai nuansa novel, terutama mengandalkan kemampuan mereka untuk menilai daripada memahami pekerjaan berdasarkan kemampuannya sendiri. Ini mencerminkan komentar yang lebih luas tentang bagaimana kendala sosial mempengaruhi kapasitas seseorang untuk terlibat secara mendalam dengan literatur.
Penulis menekankan bahwa pendekatan yang berpikiran terbuka sangat penting untuk sepenuhnya memahami tema dan emosi yang ada dalam sebuah buku. Ketika penilaian menaungi pemahaman, itu mengungkapkan kelemahan yang lebih dalam pada pembaca, pada akhirnya membatasi pengalaman sastra dan apresiasi mereka. Nafisi menganjurkan pentingnya membaca dengan hati dan pikiran yang terbuka, yang memungkinkan cerita beresonansi di luar evaluasi belaka.