Dia sering berargumen bahwa kecerdasan manusia lebih sulit daripada nilainya. Itu lebih destruktif daripada kreatif, lebih membingungkan daripada mengungkapkan, lebih mengecewakan daripada memuaskan, lebih pendendek daripada amal.


(He often argued that human intelligence was more trouble than it was worth. It was more destructive than creative, more confusing than revealing, more discouraging than satisfying, more spiteful than charitable.)

(0 Ulasan)

Dalam refleksi tentang kecerdasan manusia, penulis menyarankan agar cenderung menciptakan lebih banyak masalah daripada solusi. Dia berpendapat bahwa kecerdasan sering dikaitkan dengan kecenderungan destruktif daripada yang konstruktif, menghasilkan kebingungan alih -alih kejelasan. Perspektif ini menyiratkan skeptisisme yang mendalam terhadap nilai pemikiran dan penalaran manusia.

Selain itu, argumen ini menyoroti dimensi kecerdasan emosional dan etika, menunjukkan bahwa hal itu dapat menyebabkan negativitas daripada kepositifan. Kecenderungan kecerdasan untuk menumbuhkan dendam amal melukiskan gambaran yang suram tentang sifat manusia, menunjukkan bahwa kemampuan pikiran dapat menyebabkan ketidakpuasan dan keputusasaan, menaungi segala manfaat potensial.

Page views
55
Pembaruan
Januari 28, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.