Dia hampir menangis, 'Siapa yang saya salahkan?' Dia terus bertanya padaku. "Tidak ada Tuhan. Aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri." Wajah Reb mengencang, seolah -olah kesakitan. Itu, katanya, dengan lembut, adalah indiktasi diri yang mengerikan.


(He was near tears, 'Who do I blame?' he kept asking me. 'There is no God.I can only blame myself.' The Reb's face tightened, as if in pain. That, he said, softly, is a terrible self-indictment.)

(0 Ulasan)

Dalam kutipan, seorang pria bergulat dengan kekacauan emosional yang mendalam dan mencari seseorang untuk meminta pertanggungjawaban atas penderitaannya. Perasaan putus asanya menuntunnya untuk menolak gagasan kekuatan yang lebih tinggi, menyatakan bahwa ia hanya dapat mengaitkan rasa sakitnya dengan dirinya sendiri. Konflik internal ini menyoroti bobot tanggung jawab pribadi dan pencarian pemahaman di saat kesusahan.

Respons REB mengungkapkan kesedihan yang mendalam dari realisasi ini. Dia mengakui betapa kerasnya dan merusaknya menyalahkan diri sendiri, menunjukkan bahwa itu dapat menyebabkan beban berat di hati dan jiwa seseorang. Pertukaran ini menggarisbawahi kompleksitas iman, menyalahkan, dan perjuangan untuk penerimaan diri dalam menghadapi tantangan hidup.

Page views
12
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.