Betapa maafnya dia merasa untuk orang kulit putih, yang tidak bisa melakukan semua ini, dan yang selalu gagah dan mengkhawatirkan diri tentang hal -hal yang akan terjadi. Apa gunanya memiliki semua uang itu jika Anda tidak akan pernah bisa duduk diam atau hanya menonton rumput sapi Anda? Tidak ada, dalam pandangannya; Tidak ada sama sekali, namun mereka tidak mengetahuinya. Seringkali Anda bertemu orang kulit putih
(How sorry she felt for white people, who couldn't do any of this, and who were always dashing around and worrying themselves over things that were going to happen anyway. What use was it having all that money if you could never sit still or just watch your cattle eating grass? None, in her view; none at all, and yet they did not know it. Every so often you met a white person)
Perikop ini mencerminkan perspektif karakter tentang kehidupan orang kulit putih, mengungkapkan simpati atas kesibukan dan kecemasan mereka yang terus -menerus. Dia mengamati bahwa mereka tampaknya sibuk dengan peristiwa di luar kendali mereka, yang mengarah pada kehidupan yang dipenuhi dengan stres dan kekhawatiran. Gaya hidup ini sangat kontras dengan dirinya sendiri, di mana kesederhanaan dan ketenangan dihargai karena kekayaan dan harta benda.
Dia merasa membingungkan bahwa terlepas dari kemampuan keuangan mereka, orang kulit putih berjuang untuk menghargai kegembiraan hidup yang sederhana, seperti menonton ternak merumput. Pandangannya menyoroti keterputusan antara pengejaran mereka dan kepuasan yang lebih dalam yang berasal dari saat ini, menggarisbawahi rasa kehilangan di antara mereka yang tidak pernah berhenti untuk menikmati aspek kehidupan yang lebih tenang.