Tiba -tiba saya ditinggalkan sendirian di jalan yang cerah, dengan ingatan akan hujan.
(I am suddenly left alone again on the sunny path, with a memory of the rain.)
Dalam memoarnya "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi merefleksikan pengalamannya sebagai profesor sastra di Iran di tengah -tengah kekacauan politik. Kutipan "Saya tiba -tiba ditinggalkan sendirian lagi di jalan yang cerah, dengan ingatan akan hujan" menangkap momen introspeksi yang pedih, menunjukkan kontras antara harapan dan nostalgia. Jalan yang cerah melambangkan saat -saat penuh kegembiraan dan kebebasan, sementara hujan membangkitkan masa lalu perjuangan dan kesulitan, menyoroti kompleksitas lanskap emosionalnya.
Tulisan Nafisi menjalin ingatan pribadi dengan referensi sastra, menekankan kekuatan transformatif literatur di masa yang menantang. Citra dalam kutipan berfungsi sebagai metafora untuk perjalanannya, di mana momen -momen kebahagiaan dibayangi oleh efek penderitaan yang tersisa, merangkum kerinduannya untuk kejelasan dan koneksi di dunia yang penuh dengan tantangan.