Saya percaya bahwa banyak karakter pria akan ditemukan dikurangi di tulang punggungnya. Saya lebih suka merasakan tulang belakang Anda daripada tengkorak Anda, siapa pun Anda. Balok tipis tulang belakang belum pernah menguatkan jiwa yang penuh dan mulia. Saya bersukacita di tulang belakang saya, seperti pada staf perusahaan yang berani dari bendera itu yang saya kunjungi setengah ke dunia.
(I believe that much of a man's character will be found betokened in his backbone. I would rather feel your spine than your skull, whoever you are. A thin joist of a spine never yet upheld a full and noble soul. I rejoice in my spine, as in the firm audacious staff of that flag which I fling half out to the world.)
Dalam kutipan dari Moby Dick ini, Herman Melville menyarankan bahwa karakter seseorang berakar dalam dalam kekuatan dan ketahanan batin mereka, diwakili secara metaforis oleh tulang belakang. Dia menyatakan preferensi untuk mengenali kekuatan dan integritas seseorang atas kecerdasan atau kualitasnya yang dangkal, menyiratkan bahwa bangsawan sejati berasal dari fondasi karakter yang kuat daripada penampilan atau pemikiran belaka. Perspektif ini menekankan pentingnya tulang punggung fisik dan moral dalam mendefinisikan nilai seseorang.
Refleksi Melville mengungkapkan perayaan kekuatan dan tekad, melambangkan tulang belakang sebagai representasi dari dukungan dan keberanian seseorang. Tulang belakang yang lemah menunjukkan kurangnya kekuatan batin, yang menurutnya tidak dapat mendukung jiwa yang megah atau berbudi luhur. Dengan menyamakan apresiasinya terhadap tulang belakang dengan bendera keberanian, ia menyampaikan kebanggaan pada ketabahan dan keinginan untuk menunjukkan kekuatan itu kepada dunia. Pada akhirnya, perikop ini menggambarkan hubungan yang mendalam antara atribut fisik dan karakter moral.