Saya menggigit chip cokelat. Memperlambat diri saya. Jadi, hampir seminggu, saya bisa memilah -milah serangan lapisan sedikit lebih cepat. Keripik cokelat berasal dari sebuah pabrik, sehingga mereka memiliki sedikit logam yang sama, rasa yang tidak ada, dan mentega telah ditarik dari sapi dalam pena, sehingga kekayaannya tidak penuh. Telur -telur itu diwarnai dengan sedikit piringan dan plastik. Semua bagian itu bersenandung di kejauhan, dan kemudian tukang roti, yang mencampur adonan dan membentuk adonan, marah. Kemarahan yang ketat, di cookie itu sendiri.

Saya menggigit chip cokelat. Memperlambat diri saya. Jadi, hampir seminggu, saya bisa memilah -milah serangan lapisan sedikit lebih cepat. Keripik cokelat berasal dari sebuah pabrik, sehingga mereka memiliki sedikit logam yang sama, rasa yang tidak ada, dan mentega telah ditarik dari sapi dalam pena, sehingga kekayaannya tidak penuh. Telur -telur itu diwarnai dengan sedikit piringan dan plastik. Semua bagian itu bersenandung di kejauhan, dan kemudian tukang roti, yang mencampur adonan dan membentuk adonan, marah. Kemarahan yang ketat, di cookie itu sendiri.


(I bit into the chocolate chip. Slowed myself down.By then, almost a week in, I could sort through the assault of layers a little more quickly. The chocolate chips were from a factory, so they had that same slight metallic, absent taste to them, and the butter had been pulled from cows in pens, so the richness was not as full. The eggs were tinged with a hint of far away and plastic. All of those parts hummed in the distance, and then the baker, who'd mixed the batter and formed the dough, was angry. A tight anger, in the cookie itself.)

πŸ“– Aimee Bender

🌍 Amerika  |  πŸ‘¨β€πŸ’Ό Novelis

πŸŽ‚ June 28, 1969
(0 Ulasan)

Narator merefleksikan mengalami cookie chip chip, fokus pada kompleksitas dan kualitas bahan -bahannya. Keripik cokelat, diproduksi di pabrik, kurang kesegaran, sedangkan mentega yang berasal dari sapi di lingkungan yang ketat mengurangi kekayaannya. Telur berkontribusi rasa buatan yang jauh. Sebagai narator yang menghargai kue, mereka melihat ketegangan yang jelas, menunjukkan bahwa tidak hanya bahan -bahannya tetapi juga emosi tukang roti menanamkan produk akhir.

Wawasan tentang makanan ini mengungkapkan hubungan yang lebih dalam antara konsumsi dan emosi yang terkait dengan penciptaan. Cookie menjadi media yang melaluinya narator mengeksplorasi perasaan orang lain, menunjukkan bahwa setiap gigitan membawa lapisan pengalaman dan sentimen. Interaksi rasa, tekstur, dan emosi menggambarkan bagaimana bahkan item duniawi seperti cookie dapat mencerminkan kondisi manusia yang lebih dalam.

Page views
110
Pembaruan
Oktober 26, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.