Saya menjelaskan bahwa sebagian besar karya imajinasi yang besar dimaksudkan untuk membuat Anda merasa seperti orang asing di rumah Anda sendiri. Fiksi terbaik selalu memaksa kami untuk mempertanyakan apa yang kami anggap remeh. Itu mempertanyakan tradisi dan harapan ketika mereka tampaknya tidak berubah.
(I explained that most great works of the imagination were meant to make you feel like a stranger in your own home. The best fiction always forced us to question what we took for granted. It questioned traditions and expectations when they seemed to immutable.)
Dalam "Reading Lolita in Teheran: A Memoir in Books," penulis Azar Nafisi membahas kekuatan transformatif literatur. Dia menyarankan bahwa karya imajinatif yang hebat sering membangkitkan perasaan keterasingan, mendorong pembaca untuk mempertimbangkan kembali lingkungan dan kepercayaan mereka sendiri. Perasaan menjadi orang asing dalam pengaturan yang akrab ini mendorong introspeksi yang lebih dalam tentang kehidupan dan nilai -nilai seseorang.
Nafisi menekankan bahwa fiksi yang paling berdampak menantang pembaca untuk mempertanyakan tradisi dan norma-norma masyarakat yang telah lama dipegang, terutama ketika mereka tampak tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan mendorong refleksi semacam ini, literatur berfungsi sebagai alat yang kuat untuk penemuan diri dan kritik masyarakat.