Saya suka mengatakan, 'Anda mendapatkan cerita sebanyak yang Anda bisa.' Namun Anda harus merendernya secara efektif.
(I like to say, 'You get as much story as you can take.' But you have to effectively render it.)
Kutipan ini menekankan pentingnya mendongeng sebagai keseimbangan antara kapasitas dan keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa ada batas berapa banyak cerita yang dapat ditangani oleh penonton atau narator sekaligus. Terlalu banyak informasi atau detail dapat membuat penonton kewalahan atau bosan, sehingga mengurangi dampak cerita. Oleh karena itu, tantangannya bukan hanya terletak pada pengumpulan banyak cerita, namun juga pada kemampuan menyajikan dan membentuk cerita-cerita tersebut agar menarik dan beresonansi. Dalam seni bercerita, rendering yang efektif berarti memilih elemen yang paling menarik, mengaturnya secara koheren, dan menyampaikannya dengan waktu dan emosi yang tepat. Hal ini menyoroti bahwa kuantitas saja tidak menjamin keterlibatan; bagaimana sebuah cerita diceritakan juga sama pentingnya. Ide ini berlaku dalam berbagai konteks—baik dalam penulisan, pembuatan film, podcasting, atau percakapan sehari-hari—di mana pendongeng harus mengukur kapasitas penonton dan beradaptasi. Kutipan tersebut mengundang refleksi terhadap seni bercerita sebagai tindakan disiplin yang memerlukan kearifan, penyuntingan, dan presentasi yang terampil, menjanjikan pengalaman narasi yang lebih kuat dan berkesan bila dilakukan dengan baik.