Saya terus dan terus, dan ketika saya melanjutkan, saya menjadi lebih benar dalam kemarahan saya. Itu adalah jenis kemarahan yang menjadi tinggi, yang baik dibawa pulang untuk dipamerkan kepada keluarga dan teman -teman.


(I went on and on, and as I continued, I became more righteous in my indignation. It was the sort of anger one gets high on, the kind one takes home to show off to family and friends.)

📖 Azar Nafisi

 |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Dalam "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi menceritakan pengalamannya sebagai profesor literatur di Iran dalam keadaan yang menindas. Ketika dia menyelidiki diskusi tentang sastra, dia menemukan rasa marah yang mendalam yang mendorong kerinduannya akan kebebasan intelektual. Kemarahan ini, bukannya hanya merusak, menjadi sumber kekuatan dan motivasi baginya untuk melawan sensor dan pembatasan yang dikenakan pada dirinya dan murid -muridnya.

Nafisi menggambarkan bagaimana kemarahan yang benar ini berubah menjadi semacam emosi yang tinggi, memungkinkannya untuk menyalurkan frustrasinya menjadi diskusi yang penuh gairah tentang dunia sastra. Semangat yang dia rasakan menjadi lencana kehormatan, sesuatu yang ingin dia bagikan dengan orang -orang yang dicintainya, menyoroti pentingnya sastra bukan hanya bentuk perlawanan, tetapi juga sarana untuk terhubung dengan orang lain dengan cara yang mendalam.

Page views
109
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.