Saya berharap saya bisa mencuri seluk -beluk bahasa. Tapi berikan anak-anak saya istirahat-emsen, kebanyakan dari mereka diberi makan Steinbeck's The Pearl.
(I wish wish I could steal the intricacies of language. But give my kids a break-remember, most of them were fed on Steinbeck's The Pearl.)
Dalam memoarnya "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi mengungkapkan kerinduan untuk memahami kompleksitas bahasa. Dia menyoroti tantangan yang dihadapi oleh murid -muridnya, mencatat bahwa banyak dari mereka terpapar literatur padat di usia muda, yang mungkin telah menghambat apresiasi dan pemahaman mereka tentang seluk -beluk dalam bahasa.
Referensi Nafisi untuk "The Pearl" Steinbeck berfungsi sebagai metafora untuk perjuangan pendidikan di lingkungannya. Ini menggarisbawahi keinginannya untuk murid -muridnya untuk menemukan kegembiraan dan kejelasan dalam sastra daripada kewalahan oleh seluk -beluknya.