Tidak disengaja bahwa karakter yang paling tidak simpatik dalam novel Austen adalah mereka yang tidak mampu melakukan dialog asli dengan orang lain. Mereka mengoceh. Mereka memberi kuliah. Mereka memarahi. Ketidakmampuan untuk dialog sejati ini menyiratkan ketidakmampuan untuk toleransi, refleksi diri dan empati.


(It is not accidental that the most unsympathetic characters in Austen's novels are those who are incapable of genuine dialogue with others. They rant. They lecture. They scold. This incapacity for true dialogue implies an incapacity for tolerance, self-reflection and empathy.)

📖 Azar Nafisi

 |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Dalam buku Azar Nafisi "Reading Lolita di Teheran," penulis membahas bagaimana Jane Austen menggambarkan karakter yang tidak simpatik sebagai mereka yang tidak dapat terlibat dalam percakapan otentik. Karakter -karakter ini sering menggunakan mengomel, mengajar, dan memarahi alih -alih menghubungkan secara bermakna dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk Converse ini mencerminkan defisiensi yang lebih dalam dalam kualitas seperti toleransi, refleksi diri, dan empati.

Analisis Nafisi menyoroti pentingnya dialog asli dalam menumbuhkan pemahaman dan belas kasih di antara individu. Ketika karakter gagal berkomunikasi dengan tulus, mereka menunjukkan kurangnya kecerdasan emosional, yang pada akhirnya memutuskan mereka dari orang -orang di sekitar mereka. Tema ini beresonansi di seluruh karya Austen, menekankan nilai pembangunan hubungan melalui interaksi yang bermakna.

Page views
63
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.