Dalam "Lingkaran Putri Sultana", Putri Sultana bergulat dengan perasaan lesu dan putus asa karena norma-norma sosial yang menindas yang mengikat dirinya dan wanita lain. Rasa putus asa adalah tema yang berulang, mencerminkan pergulatan emosional yang dihadapi oleh mereka yang mencari kebebasan.
Narasi yang kuat ini menekankan perlunya pemberdayaan dan ketahanan di kalangan perempuan, saat mereka menjalani kehidupan yang penuh tantangan sambil mendambakan pengakuan dan perubahan dalam masyarakat.