Matthew tahu bahwa frenologi itu omong kosong, namun, bertahun -tahun kemudian, dia mendapati dirinya membuat penilaian yang mirip dengan yang dibuat oleh ayahnya; Orang -orang yang licin tampak licin; Mereka benar -benar melakukannya. Dan bagaimana kita menjadi seperti orang tua kita! Betapa nasihat mereka yang dicemooh - berdasarkan keunggulan kami, tentang kebijaksanaan rakyat yang berprasangka dan kacau - bagaimana pendapat mereka kemudian ditanggung oleh penemuan dan rasa dunia kita sendiri, satu demi satu. Dan ketika ini terjadi, kami menyadari dengan meningkatnya kengerian bahwa proposisi yang tidak akan pernah kami hibur sebelumnya: ibu kami benar!
(Matthew knew that phrenology was nonsense, and yet, years later, he found himself making judgments similar to those made by his father; slippery people looked slippery; they really did. And how we become like our parents! How their scorned advice - based, we felt in our superiority, on prejudiced and muddled folk wisdom - how their opinions are subsequently borne out by our own discoveries and sense of the world, one after one. And as this happens, we realise with increasing horror that proposition which we would never have entertained before: our mothers were right!)
Matius mengakui bahwa frenologi adalah sains yang cacat, namun seiring berjalannya waktu, ia mendapati dirinya mengadopsi penilaian yang sama dengan orang -orang dari ayahnya. Dia memperhatikan bahwa orang -orang yang tampak licin tampaknya memang memiliki kualitas itu, membuatnya merenungkan pengaruh kepercayaan orang tua pada perspektifnya sendiri. Kesadaran itu menghantamnya bahwa, meskipun menolak pendapat mereka, dia perlahan -lahan mencerminkan mereka dalam hidupnya sendiri.
Refleksi ini menyebabkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kita sering mewarisi pandangan orang tua kita, bahkan ketika kita awalnya menganggap diri kita berada di atas bias semacam itu. Seiring waktu, saran mencemooh yang pernah kami tolak dapat berubah menjadi keyakinan kami sendiri, dan kami mulai melihat bukti kebijaksanaan orang tua kami dalam pengalaman kami. Ini memuncak dalam pengakuan yang meresahkan bahwa gagasan yang sebelumnya kami ejekan mungkin memiliki kebenaran.