Inilah yang benar -benar berarti Teheran bagi saya: ketidakhadirannya tampak lebih nyata dan mendalam daripada kehadirannya
(This is what Tehran truly means to me: its absence seems more real and profound than its presence)
Dalam memoarnya "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi mengeksplorasi hubungan emosional yang mendalam yang dimilikinya dengan tanah airnya, Teheran. Tidak adanya kota berdampak dalam -dalam, menunjukkan bahwa kehilangan dan nostalgia sering menaungi ingatan kehadiran. Sentimen ini menangkap esensi dari pengalamannya, menggambarkan berapa kerinduan untuk apa yang dulu dapat membentuk identitas dan perspektif seseorang.
Refleksi Nafisi mengungkapkan bahwa Teheran mewakili lebih dari sekadar lokal; Ini mewujudkan sejarah pribadi, budaya, dan kompleksitas kehidupan di bawah rezim yang menindas. Melalui perjalanan sastra, ia menjalin tema cinta, kehilangan, dan pentingnya sastra sebagai sarana perlawanan, menyoroti bagaimana ketidakhadiran dapat membangkitkan perasaan yang lebih kuat daripada hanya kehadiran.