Jari kaki saya sebagai senjata yang mematikan!
(My toe as a lethal weapon!)
Dalam memoarnya "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi mengeksplorasi kekuatan sastra dengan latar belakang Revolusi Iran. Melalui narasinya, ia menggambarkan bagaimana buku dapat berfungsi sebagai tempat perlindungan dan sumber kekuatan bagi wanita dalam masyarakat yang represif. Nafisi menyoroti kelompok membaca klandestinnya, di mana dia dan murid -muridnya mempelajari literatur Barat, menemukan pemberdayaan dan solidaritas melalui wawasan dan pengalaman bersama. Diskusi mereka menjadi pemberontakan terhadap keterbatasan rezim pada kebebasan dan ekspresi.
Kutipan "Teliku sebagai senjata mematikan!" menangkap ketahanan dan kreativitas sengit yang diwujudkan oleh Nafisi dan murid -muridnya. Ini melambangkan bagaimana bahkan sesuatu yang tampaknya sepele dapat menjadi alat untuk menantang. Perspektif ini menekankan pentingnya objek sehari -hari dan narasi pribadi dalam menantang narasi otoriter, menggambarkan dampak yang mendalam yang dapat dimiliki literatur terhadap identitas individu dan perlawanan kolektif di tengah kesulitan.