Budaya kita tidak tidak mengenal gagasan makanan sebagai komoditas yang dimuat secara spiritual. Kami hanya khusus tentang argumen spiritual mana yang akan kami terima sebagai valid karena penurunan makanan tertentu. Umumnya alasan yang tidak dapat diterima: penghancuran lingkungan, limbah energi, keracunan pekerja. Dapat Diterima: Ini dilarang oleh teks suci.


(Our culture is not unacquainted with the idea of food as a spiritually loaded commodity. We're just particular about which spiritual arguments we'll accept as valid for declining certain foods. Generally unacceptable reasons: environmental destruction, energy waste, the poisoning of workers. Acceptable: it's prohibited by a holy text.)

📖 Barbara Kingsolver

🌍 Amerika

(0 Ulasan)

Dalam memeriksa hubungan budaya kita dengan makanan, jelas bahwa kita melihatnya tidak hanya sebagai rezeki tetapi juga sebagai kapal untuk signifikansi spiritual. Namun, ada alasan khusus yang diterima atau ditolak ketika datang untuk menjauhkan diri dari makanan tertentu. Sementara kekhawatiran seperti dampak lingkungan atau eksploitasi pekerja sering diberhentikan, argumen yang berakar pada teks agama menemukan penerimaan yang lebih besar di antara individu.

Ini menyoroti pendekatan selektif terhadap spiritualitas dalam pilihan makanan,...

Page views
118
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.