Pragmatis terkadang lebih rentan terhadap ilusi daripada pemimpi; Ketika mereka jatuh cinta pada sesuatu, mereka jatuh keras, tidak tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri, sementara kita pemimpi lebih berlatih dalam selamat dari kekecewaan yang terjadi ketika kita bangun dari impian kita.


(Pragmatists are sometimes more prone to illusion than dreamers; when they fall for something, they fall hard, not knowing how to protect themselves, while we dreamers are more practiced in surviving the disillusionment that follows when we wake up from our dreams.)

📖 Azar Nafisi

 |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Dalam "Republik Imajinasi," Azar Nafisi membahas pendekatan kontras pragmatis dan pemimpi. Dia menyarankan bahwa para pragmatis, sementara didasarkan pada kenyataan, dapat menjadi terlalu terikat pada keyakinan atau pengejaran mereka, yang mengarah pada kekecewaan yang mendalam ketika harapan ini gagal. Investasi intens dalam cita-cita mereka kadang-kadang membuat mereka rentan terhadap kekecewaan, menunjukkan kurangnya mekanisme perlindungan diri.

Di sisi lain, pemimpi, yang sering merangkul idealisme, lebih mahir dalam mengatasi kekecewaan ketika impian mereka tidak terwujud. Ketahanan ini melengkapi mereka untuk menavigasi kebenaran yang keras dari kenyataan lebih baik daripada pragmatis, yang mungkin berjuang untuk pulih dari kejatuhan mereka. Pada akhirnya, Nafisi menyoroti pentingnya menyeimbangkan aspirasi dengan kebijaksanaan penerimaan.

Page views
30
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.