Dalam "Seribu Musim Gugur Jacob de Zoet," karakter Orito merefleksikan sifat mengasihani diri sendiri yang merusak. Dia menyamakannya dengan sebuah jerat, yang menunjukkan bahwa menuruti perasaan seperti itu dapat menyebabkan perasaan terjebak dan putus asa. Metafora ini menyoroti gagasan bahwa rasa mengasihani diri sendiri dapat menghambat pertumbuhan dan kesejahteraan pribadi. Kesadaran Orito menjadi pengingat yang kuat akan bahayanya berkubang dalam kesedihan dan pentingnya menjaga perspektif.
Wawasan ini menekankan perlunya ketahanan dan kemampuan untuk mengatasi keadaan sulit. Daripada mengasihani diri sendiri, Orito memahami bahwa menghadapi tantangan secara langsung sangat penting untuk pengembangan pribadi. Kutipan tersebut merangkum tema yang lebih luas dalam narasinya, mendorong pembaca untuk menghadapi kesulitan dengan kekuatan dan tekad daripada menyerah pada perasaan tidak berdaya. Perjalanan Orito mencerminkan jalan menuju pemberdayaan dan kesadaran diri.