Dia tidak ingin mengucapkan selamat tinggal. Dia tidak ingin mengucapkan dua kata yang terdengar mati itu. Dia berbalik untuk melihat taiga-nya. Tidak pernah selamat tinggal, Edme, kata Winks. Itu hanya Slaan Boladh.slaan Boladh? Edme diulangi


(She did not want to say good-bye. She did not want to utter those two dead-sounding words. She turned to look at her taiga.It's never good-bye, Edme, said Winks. It's merely slaan boladh.Slaan boladh? Edme repeated)

📖 Kathryn Lasky

🌍 Amerika  |  👨‍💼 Pengarang

(0 Ulasan)

Dalam bagian ini, karakter Edme bergulat dengan kesulitan mengucapkan selamat tinggal, sentimen yang terasa berat dan final. Dia merasa sulit untuk mengartikulasikan perasaannya dan sebaliknya merenungkan lingkungannya, khususnya hubungannya dengan taiga, atau hutan. Pengaturan ini mewakili kenyamanan dan keakraban bagi EDME, membuat tindakan berpisah lebih menantang.

Winks memberikan kepastian dengan memperkenalkan konsep "Slaan Boladh," menunjukkan bahwa perpisahan tidak harus permanen. Ungkapan ini menyiratkan bahwa selamat tinggal dapat didefinisikan ulang; Mereka bisa mewakili transisi daripada tujuan. Melalui dialog ini, gagasan kesinambungan dan harapan muncul, membantu Edme mengatasi emosinya di sekitar perpisahan.

Page views
10
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.