Dia tidak belajar dari membacanya bahwa perzinahan itu baik atau bahwa kita semua harus menjadi pemalu. Apakah semua orang mogok atau pergi ke barat setelah membaca Steinbeck? Apakah mereka pergi perburuan paus setelah membaca Melville? Apakah orang tidak sedikit lebih kompleks dari itu?


(She had not learned from reading it that adultery was good or that we should all become shysters. Did people all go on strike or head west after reading Steinbeck? Did they go whaling after reading Melville? Are people not a little more complex than that?)

📖 Azar Nafisi

 |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Dalam "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi mengeksplorasi dampak literatur pada individu, mempertanyakan gagasan sederhana bahwa membaca penulis tertentu mengarah pada perilaku atau kepercayaan yang seragam. Dia menantang gagasan bahwa paparan karya -karya seperti Steinbeck atau Melville secara langsung mendorong pembaca untuk mengubah hidup mereka secara drastis, seperti melakukan pemogokan atau memulai petualangan. Nafisi berpendapat bahwa hubungan antara sastra dan tindakan pribadi tidak begitu mudah.

Nafisi menekankan kompleksitas sifat manusia, menunjukkan bahwa pembaca terlibat dengan literatur pada tingkat yang lebih dalam. Dia percaya bahwa orang menafsirkan teks dengan cara yang beragam, dipengaruhi oleh pengalaman unik dan konteks budaya mereka. Perspektif yang bernuansa ini menggarisbawahi peran literatur dalam membentuk pemikiran dan identitas, daripada mendikte tindakan atau kesimpulan moral.

Page views
97
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.