Dia menyaksikannya mengambil terompet dari kasusnya dan cocok dengan corong. Dia menyaksikan ketika dia mengangkatnya ke bibirnya dan kemudian, begitu tiba -tiba, dari secangkir logam kecil di atas dagingnya, suaranya akan meledak seperti pisau cemerlang dan cemerlang yang memisahkan udara. Dan kamar kecil itu akan bergema dan lalat -lalat itu, tersentak keluar dari kelambanan mereka, akan berdengung bulat seolah -olah mengendarai nada yang berputar -putar.
(She watched him take the trumpet from its case and fit the mouthpiece. She watched as he raised it to his lips and then, so suddenly, from that tiny cup of metal against his flesh, the sound would burst out like a glorious, brilliant knife dividing the air. And the little room would reverberate and the flies, jolted out of their torpor, would buzz round and round as if riding the swirling notes.)
Dalam bagian itu, pengamat terpikat pada saat itu ketika seorang musisi bersiap untuk memainkan trompet. Dia menyaksikan penanganan instrumen yang cermat, dari mengeluarkannya dari kasingnya menjadi pemasangan corong, yang membangun antisipasi untuk suara yang akan muncul. Citra ini menyampaikan rasa harapan dan penghormatan untuk tindakan musik yang akan terungkap.
Saat ia bermain, musik meledak dengan intensitas yang mendebarkan, digambarkan sebagai "pisau cemerlang, cemerlang" yang mengiris keheningan ruangan. Suara tidak hanya mengisi ruang tetapi juga menyegarkan lingkungan, membangkitkan lalat dan menyebabkan mereka menari di sekitar dengan penuh semangat. Adegan yang jelas ini menyoroti kekuatan musik yang transformatif, mengubah momen biasa menjadi sesuatu yang ajaib dan hidup.