Antar aku pulang, katanya dalam hati pada Graff. Dalam mimpiku kamu bilang kamu mencintaiku. Bawa aku pulang
(Take me home, he said silently to Graff. In my dream you said you loved me. Take me home)
Dalam "Ender's Game" oleh Orson Scott Card, protagonis Ender Wiggin berjuang dengan rasa memiliki dan hubungannya yang kompleks dengan komandannya, Graff. Di saat-saat rentan, Ender mendambakan kenyamanan dan koneksi. Dia merenungkan mimpi di mana Graff mengungkapkan cintanya, menyoroti keinginan mendalamnya untuk diterima selama perjalanannya yang penuh tantangan di Battle School. Beban emosional dari keinginan untuk "dibawa pulang" ini menunjukkan gejolak batin Ender dan kerinduannya akan kepastian di tengah tekanan pelatihannya. Momen penting ini menggarisbawahi tema isolasi dan pencarian identitas di sepanjang novel. Ender terpecah antara tanggung jawabnya sebagai pemimpin dan ikatan emosional yang ia dambakan. Urutan mimpinya berfungsi sebagai pengingat pedih akan perjuangan yang dia hadapi, bergulat dengan pelatihan dan manipulasi sambil mencari cinta sejati dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Pada akhirnya, refleksi ini menambah kedalaman karakternya dan menekankan pengorbanan yang harus dia lakukan dalam mengejar kebesaran.