Dalam "Silken Prey" oleh John Sandford, narasinya mengungkap lapisan tersembunyi dalam kampanye politik di mana kelompok rahasia beroperasi di luar kesadaran tim resmi. Staf kampanye reguler, yang seharusnya mengelola operasi dan strategi, tetap tidak menyadari keberadaan kelompok rahasia ini, sehingga menunjukkan adanya potensi konflik dan intrik dalam dinamika kampanye.
Penjajaran staf yang terlihat dan yang tersembunyi ini menambah ketegangan pada cerita, karena menimbulkan pertanyaan tentang loyalitas, transparansi, dan dampak dari manuver di balik layar. Kutipan tersebut menekankan kesenjangan antara pemain utama dan mereka yang bekerja di balik layar, serta mengisyaratkan adanya plot yang lebih dalam yang dapat mengungkap upaya kampanye tersebut.