Ada berbagai bentuk rayuan, dan jenis yang saya saksikan pada penari Persia sangat unik, campuran kehalusan dan keberanian, saya tidak dapat menemukan setara barat untuk membandingkannya. Saya telah melihat wanita dengan latar belakang yang sangat berbeda mengambil ekspresi yang sama: tampilan yang kabur, malas, genit di mata mereka. . . . Rayuan semacam ini sulit dipahami; Itu berotot dan taktil. Itu memutar, memutar, angin dan lepas. Tangan meringkuk dan tidak berputar sementara pinggang tampaknya melingkar dan mundur. . . . Ini menggoda secara terbuka tetapi tidak menyerah.
(There are different forms of seduction, and the kind I have witnessed in Persian dancers is so unique, such a mixture of subtlety and brazenness, I cannot find a Western equivalent to compare it to. I have seen women of vastly different backgrounds take on that same expression: a hazy, lazy, flirtatious look in their eyes. . . . This sort of seduction is elusive; it is sinewy and tactile. It twists, twirls, winds and unwinds. Hands curl and uncurl while the waist seems to coil and recoil. . . . It is openly seductive but not surrendering.)
Azar Nafisi menggambarkan bentuk rayuan yang unik yang diamati pada penari Persia, ditandai dengan perpaduan kehalusan dan keberanian. Dia mencatat bahwa ekspresi khusus dari Allure ini melampaui latar belakang budaya, karena wanita dari beragam asal mengadopsi kabut godaan dalam pandangan mereka. Jenis rayuan ini menghindari perbandingan langsung dengan interpretasi Barat, menyoroti kekhasannya.
Inti dari rayuan ini adalah cairan dan dinamis, meliputi gerakan yang menawan dan rumit. Nafisi menggambarkannya sebagai tarian pertunangan...