Di Jacqueline Winspear "To Die But Once," narasi ini berfokus pada realitas perang yang mencolok dan dampaknya pada masyarakat. Kisah ini menekankan bahwa sementara politisi sering terlibat dalam perselisihan dan perencanaan strategis, itu adalah tentara umum yang menanggung beban konsekuensi. Perspektif penting ini menyoroti keterputusan antara mereka yang berkuasa dan orang -orang yang dikirim ke garis depan untuk bertarung dan mengorbankan hidup mereka.
Kutipan, "Perang selalu sama meskipun Politik Persegi tentang dan para pemuda biasa melakukan pekerjaan kotor mereka," merangkum tema ini dengan menggarisbawahi sifat siklus peperangan. Ini mencerminkan pola yang sedang berlangsung di mana para pembuat keputusan terlibat dalam konflik sementara warga negara biasa mengatasi kesulitan yang dihasilkan dari keputusan ini. Dinamika ini berfungsi sebagai pengingat biaya perang manusia dan keberanian mereka yang melayani, seringkali tanpa pengakuan atau dukungan.