Kita di negara-negara kuno memiliki masa lalu yang terobsesi dengan masa lalu. Mereka, orang Amerika, bermimpi: mereka merasa nostalgia tentang janji masa depan.
(We in ancient countries have our past-we obsess over the past. They, the Americans, have a dream: they feel nostalgia about the promise of the future.)
Dalam bukunya "Reading Lolita in Teheran," Azar Nafisi merefleksikan pola pikir yang kontras dari budaya yang berbeda mengenai sejarah mereka. Dia menunjukkan bahwa orang -orang di negara -negara kuno cenderung fokus pada masa lalu mereka, sering terobsesi dengan peristiwa sejarah dan warisan budaya. Keasyikan ini membentuk identitas dan perspektif mereka, menjangkar mereka dengan sejarah mereka.
Sebaliknya, Nafisi menyoroti pola pikir Amerika, yang ditandai dengan optimisme yang berwawasan ke depan. Orang Amerika digambarkan memelihara mimpi untuk masa depan, didorong oleh rasa potensi dan visi apa yang bisa terjadi. Perspektif ini mendorong rasa harapan dan inovasi, menciptakan kontras yang dinamis dengan nostalgia untuk sejarah yang ditemukan dalam peradaban yang lebih tua.