Kami tidak bahagia. Kami membandingkan situasi kami dengan potensi kami sendiri, dengan apa yang bisa kami miliki, dan entah bagaimana ada sedikit penghiburan karena jutaan orang tidak lebih buruk daripada kami. Mengapa kesengsaraan orang lain membuat kita lebih bahagia atau lebih konten?


(We were unhappy. We compared our situation to our own potentials, to what we could have had, and somehow there was little consolation in the fact that millions of people were unhappier than we were. Why should other people's misery make us happier or more content?)

📖 Azar Nafisi

 |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Dalam memoarnya "Reading Lolita di Teheran," Azar Nafisi merefleksikan ketidakpuasan mendalam yang ia dan rekan -rekannya alami di lingkungan Iran yang menindas. Dia menekankan bagaimana membandingkan hidup mereka dengan potensi dan aspirasi mereka menyebabkan perasaan penyesalan dan tidak terpenuhi. Nafisi menyoroti pengalaman manusia yang umum: pengakuan bahwa mengetahui orang lain lebih buruk tidak banyak mengurangi rasa sakit dan kekecewaan pribadi.

Kutipan ini menggarisbawahi gagasan bahwa kebahagiaan individu tidak bergantung pada penderitaan orang lain. Sebaliknya, kepuasan sejati berasal dari dalam dan terkait dengan tujuan dan impian pribadi, daripada perbandingan relatif. Wawasan Nafisi menantang gagasan bahwa empati untuk perjuangan orang lain secara ajaib dapat meningkatkan keadaan sendiri, mengungkapkan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas emosi manusia.

Page views
64
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.